Selasa, 23 September 2008

Ramadhan dan Derita Rakyat Palestina

Al-hamdulillah, segala puja dan puji bagi Allah yang telah memberikan kesempatan kepada kita untuk bertemu kembali dengan bulan yang mulia, bulan penuh berkah dan rahmat, bulan Ramadhan, Ramadhan 1429 H.

Malam hari melakukan qiyam ramadhan, siang hari berpuasa, menahan lapar dan haus, sehingga bibir kering, tenggorokan dahaga, badan terasa letih, lelah dan lemah.

Masjid lebih sering dikunjungi dibandingkan bulan-bulan lainnya, al-qur’an menjadi bacaan wajib setiap hari.

Tetapi…


Pernahkah kita mendengar dan memperhatikan kondisi kaum muslimin, umat nabi Muhammad saw di negeri para nabi, negeri Palestina, khususnya di Gaza pada bulan Ramadhan tahun ini?

Mungkin karena kesibukan, masalah Palestina menjadi sesuatu yang terlewatkan dalam memori kita, sehingga penderitaan rakyat Palestina menjadi penderitaan yang terus menghimpit kehidupannya, mereka menjadi merana dan sengsara di tengah kebahagian saudaranya di negeri lainnya.

Saat ini, ada dua penderitaan yang sedang dihadapi rakyat Palestina akibat penjajahan yang dilakukan Zionis Israel.

Pertama, penderitaan karena sulitnya mendapatkan kebutuhan pokok, makanan yang akan dikonsumsi, susu untuk bayi, serta sulitnya mendapatkan obat-obatan.

Sulitnya mendapatkan makanan, obat-obatan dan susu untuk bayi diakibatkan blokade yang diterapkan penjajah Zionis Israel sudah
berlangsung 2 tahun hingga saat ini.

Sungguh ini merupakan kejahatan kemanusiaan di abad modern yang dipertontonkan secara vulgar kepada masyarakat dunia, khususnya umat Islam.

Apabila blokade yang diberlakukan Zionis Israel terhadap wilayah Gaza terus diterapkan dan masyarakat dunia, khususnya umat Islam diam seribu bahasa, memeluk dengkul, bertopang dagu, tidak ada upaya untuk menolak blokade tersebut, maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi tragedi kemanusiaan bagi 1, 5 juta penduduk Gaza.

Kedua, penderitaan karena tidak dapat mengekspresikan nilai-nilai keimanan dalam bentuk beribadah kepada Allah.

Seperti tahun-tahun yang lalu, kaum muslimin di Tepi Barat, khususnya di kota suci Al-Quds, yang berusia di bawah 45 tahun tidak diperkenankan Zionis Israel untuk beribadah di masjid al-Aqsha.

Setiap jama’ah yang akan masuk masjid al-Aqsha ditatap dengan tatapan yang sinis dan penuh curiga, digeladah, ditanya identitasnya, jika terbukti usianya di bawah 45 tahun, maka akan diusir, tidak boleh memasuki masjid yang merupakan kiblat umat Islam pertama.

Sehingga, tidak sedikit para pemuda yang ingin mendulang pahala di bulan Ramdhan, rindu terhadap masjid al-Aqsha dan ingin i’tikaf di dalamnya, hanya dapat melihat keindahan dan kemuliaan al-Aqsha dari jauh, dan pelaksanaan shalat hanya dapat dilakukan di luar kompleks masjid al-Aqsha.

Perbuatan zalim Zionis Israel yang melarang kaum muslimin berkunjung ke masjid al-Aqsha, shalat dan i’tikaf di dalamnya, jelas merupakan kezaliman dan harus segera dihentikan!

Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim. (yaitu) orang-orang yang menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan menghendaki (supaya) jalan itu bengkok. Dan mereka itulah orang-orang yang tidak percaya akan adanya hari akhirat.(QS: Huud/11: 18-19).

Orang-orang yang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah, Kami tambahkan kepada mereka siksaan di atas siksaan disebabkan mereka selalu berbuat kerusakan.(QS: An Nahl/ 16:88).

Perbuatan melarang seseorang atau sekelompok orang untuk beribadah menurut keyakinan agamanya di tempat ibadahnya adalah perbuatan yang jelas-jelas melanggar Hak Asasi Manusia (HAM), tetapi kenapa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) diam?, mereka yang selalu berkoar-koar sebagai pendekar HAM juga diam? Inilah standar ganda yang mereka mainkan!

Rakyat di Jalur Gaza yang akan melaksanakan umroh di bulan Ramadhan tahun ini juga dipersulit, sebanyak 2.200 orang telah mengajukan permohonan umrah Ramadhan ke tanah suci Mekah dan ingin i’tikaf
di masjid al-Haram. Namun hanya 600 orang yang berangkat dengan bekal pasport, visa dan tiket kendaraan. Selebihnya masih berjuang agar tercapai cita-citanya beribadah di Baitullah.

Kenapa umat Islam tidak berupaya membantu, menolong saudaranya yang sedang susah dan sengsara di Palestina khususnya di Gaza? Bukankah mereka umat nabi Muhammad saw?

Bulan Ramadhan adalah bulan tarbiyah, bulan pembinaan, pada bulan ini kita dilatih untuk peduli terhadap mereka yang sedang kesusahan, dan kita disuruh untuk meringankan bebannya. Semoga amal ibadah kita pada Ramadhan tahun ini lebih baik dari Ramadhan tahun yang lalu.

Serdadu Zionis Israel tiada henti melakukan aksi bersenjata terhadap rakyat Palestian. Meskipun sudah sepakat melakukan gencatan senjata. Nyatanya Israel terus melakukan operasi militer di wilayah Palestina.

Seperti di Gaza dan Tepi Barat. Di tengah bulan ramadhan ini pun tentara penjajah Zionis Israel melakukan operasi militer. Sehingga mengakibatkan jatuhnya korban rakyat sipil. Langkah ini menunjukkan betapa biadabnya penjajah, yang terus membuat langkah-langkah yang amat berbahaya bagi keamanan rakyat Palestina.

Kini, Israel akan dipimpin seorang perempuan yang mantan anggota badan intelejen Israel Mossad, Tzipi Livni. Livni terpilih menjadi ketua Partai Kadima, yang didirikan oleh Ariel Sharon, yang sudah tiga tahun ini mengalami koma.

Bagaimana kebijakan Livni terhadap rakyat Palestina? Israel tak pernah memberikan kesempatan bagi rakyat Palestina merdeka. Karena mereka ingin tetap menjajah secara permanen. Berbagai langkah-langkah negosiasi yang dilakukan sejak dulu sampai hari tak menghasilkan apa-apa. Sudah berapa ratus kali perundingan. Tak satupun hasil yang memberikan arah bagi kemerdekaan bangsa Palestina. Semuanya hanyalah bersifat ‘diplomasi’ kosong, yang tak memberikan apa-apa bagi masa depan rakyat Palestina.

Kini, posisi rakyat Palestina tidak lagi seperti dulu. Mereka sudah lebih kuat. Mereka memiliki leverage (daya tawar), yang cukup kuat dalam menghadapi Israel. Mereka bisa membuat senjata sendiri. Mereka memiliki pasukan yang terlatih. Mereka memiliki pemerintahan di Gaza yang efektif. Tak tergantung dengan bantuan asing. Ismail Haniyah berhasil mengatasi situasi yang sangat rumit dan komplek. Sehingga, Israel tidak berani melakukan manuver yang membahayakan bagi masa depan rakyat Palestina. Impian tentang ‘Israel Raya’ sudah tamat. Tak ada lagi ambisi yang dapat memuaskan Israel, yang akan membawa negeri Zionis itu menjadi kekuatan di Timur Tengah. Hal itu seperti dikemukakan Perdana Menteri Olmert. “Impian Israel Raya itu sudah tidak ada lagi”, ujar Olmert. Inilah realitas baru di Timur Tengah. Khususnya di Palestina.

Jangan lupakan saudara kita di Palestina walaupun hanya dengan seuntai do’a!

Ferry Nur, Sekjen KISPA

Email: ferryn2006@yahoo.co.id

Website: www.kispa.org

Infaq Peduli Al-Aqsha: Bank Muamalat Indonesia (BMI) Cabang Slipi,

No. Rek: 311.01856.22 an. Nurdin QQ. KISPA
Sumber : Saudaraku

Tidak ada komentar: