Selasa, 23 September 2008

Ramadhan dan Derita Rakyat Palestina

Al-hamdulillah, segala puja dan puji bagi Allah yang telah memberikan kesempatan kepada kita untuk bertemu kembali dengan bulan yang mulia, bulan penuh berkah dan rahmat, bulan Ramadhan, Ramadhan 1429 H.

Malam hari melakukan qiyam ramadhan, siang hari berpuasa, menahan lapar dan haus, sehingga bibir kering, tenggorokan dahaga, badan terasa letih, lelah dan lemah.

Masjid lebih sering dikunjungi dibandingkan bulan-bulan lainnya, al-qur’an menjadi bacaan wajib setiap hari.

Tetapi…

Pernahkah kita mendengar dan memperhatikan kondisi kaum muslimin, umat nabi Muhammad saw di negeri para nabi, negeri Palestina, khususnya di Gaza pada bulan Ramadhan tahun ini?

Mungkin karena kesibukan, masalah Palestina menjadi sesuatu yang terlewatkan dalam memori kita, sehingga penderitaan rakyat Palestina menjadi penderitaan yang terus menghimpit kehidupannya, mereka menjadi merana dan sengsara di tengah kebahagian saudaranya di negeri lainnya.

Saat ini, ada dua penderitaan yang sedang dihadapi rakyat Palestina akibat penjajahan yang dilakukan Zionis Israel.

Pertama, penderitaan karena sulitnya mendapatkan kebutuhan pokok, makanan yang akan dikonsumsi, susu untuk bayi, serta sulitnya mendapatkan obat-obatan.

Sulitnya mendapatkan makanan, obat-obatan dan susu untuk bayi diakibatkan blokade yang diterapkan penjajah Zionis Israel sudah
berlangsung 2 tahun hingga saat ini.

Sungguh ini merupakan kejahatan kemanusiaan di abad modern yang dipertontonkan secara vulgar kepada masyarakat dunia, khususnya umat Islam.

Apabila blokade yang diberlakukan Zionis Israel terhadap wilayah Gaza terus diterapkan dan masyarakat dunia, khususnya umat Islam diam seribu bahasa, memeluk dengkul, bertopang dagu, tidak ada upaya untuk menolak blokade tersebut, maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi tragedi kemanusiaan bagi 1, 5 juta penduduk Gaza.

Kedua, penderitaan karena tidak dapat mengekspresikan nilai-nilai keimanan dalam bentuk beribadah kepada Allah.

Seperti tahun-tahun yang lalu, kaum muslimin di Tepi Barat, khususnya di kota suci Al-Quds, yang berusia di bawah 45 tahun tidak diperkenankan Zionis Israel untuk beribadah di masjid al-Aqsha.

Setiap jama’ah yang akan masuk masjid al-Aqsha ditatap dengan tatapan yang sinis dan penuh curiga, digeladah, ditanya identitasnya, jika terbukti usianya di bawah 45 tahun, maka akan diusir, tidak boleh memasuki masjid yang merupakan kiblat umat Islam pertama.

Sehingga, tidak sedikit para pemuda yang ingin mendulang pahala di bulan Ramdhan, rindu terhadap masjid al-Aqsha dan ingin i’tikaf di dalamnya, hanya dapat melihat keindahan dan kemuliaan al-Aqsha dari jauh, dan pelaksanaan shalat hanya dapat dilakukan di luar kompleks masjid al-Aqsha.

Perbuatan zalim Zionis Israel yang melarang kaum muslimin berkunjung ke masjid al-Aqsha, shalat dan i’tikaf di dalamnya, jelas merupakan kezaliman dan harus segera dihentikan!

Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim. (yaitu) orang-orang yang menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan menghendaki (supaya) jalan itu bengkok. Dan mereka itulah orang-orang yang tidak percaya akan adanya hari akhirat.(QS: Huud/11: 18-19).

Orang-orang yang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah, Kami tambahkan kepada mereka siksaan di atas siksaan disebabkan mereka selalu berbuat kerusakan.(QS: An Nahl/ 16:88).

Perbuatan melarang seseorang atau sekelompok orang untuk beribadah menurut keyakinan agamanya di tempat ibadahnya adalah perbuatan yang jelas-jelas melanggar Hak Asasi Manusia (HAM), tetapi kenapa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) diam?, mereka yang selalu berkoar-koar sebagai pendekar HAM juga diam? Inilah standar ganda yang mereka mainkan!

Rakyat di Jalur Gaza yang akan melaksanakan umroh di bulan Ramadhan tahun ini juga dipersulit, sebanyak 2.200 orang telah mengajukan permohonan umrah Ramadhan ke tanah suci Mekah dan ingin i’tikaf
di masjid al-Haram. Namun hanya 600 orang yang berangkat dengan bekal pasport, visa dan tiket kendaraan. Selebihnya masih berjuang agar tercapai cita-citanya beribadah di Baitullah.

Kenapa umat Islam tidak berupaya membantu, menolong saudaranya yang sedang susah dan sengsara di Palestina khususnya di Gaza? Bukankah mereka umat nabi Muhammad saw?

Bulan Ramadhan adalah bulan tarbiyah, bulan pembinaan, pada bulan ini kita dilatih untuk peduli terhadap mereka yang sedang kesusahan, dan kita disuruh untuk meringankan bebannya. Semoga amal ibadah kita pada Ramadhan tahun ini lebih baik dari Ramadhan tahun yang lalu.

Serdadu Zionis Israel tiada henti melakukan aksi bersenjata terhadap rakyat Palestian. Meskipun sudah sepakat melakukan gencatan senjata. Nyatanya Israel terus melakukan operasi militer di wilayah Palestina.

Seperti di Gaza dan Tepi Barat. Di tengah bulan ramadhan ini pun tentara penjajah Zionis Israel melakukan operasi militer. Sehingga mengakibatkan jatuhnya korban rakyat sipil. Langkah ini menunjukkan betapa biadabnya penjajah, yang terus membuat langkah-langkah yang amat berbahaya bagi keamanan rakyat Palestina.

Kini, Israel akan dipimpin seorang perempuan yang mantan anggota badan intelejen Israel Mossad, Tzipi Livni. Livni terpilih menjadi ketua Partai Kadima, yang didirikan oleh Ariel Sharon, yang sudah tiga tahun ini mengalami koma.

Bagaimana kebijakan Livni terhadap rakyat Palestina? Israel tak pernah memberikan kesempatan bagi rakyat Palestina merdeka. Karena mereka ingin tetap menjajah secara permanen. Berbagai langkah-langkah negosiasi yang dilakukan sejak dulu sampai hari tak menghasilkan apa-apa. Sudah berapa ratus kali perundingan. Tak satupun hasil yang memberikan arah bagi kemerdekaan bangsa Palestina. Semuanya hanyalah bersifat ‘diplomasi’ kosong, yang tak memberikan apa-apa bagi masa depan rakyat Palestina.

Kini, posisi rakyat Palestina tidak lagi seperti dulu. Mereka sudah lebih kuat. Mereka memiliki leverage (daya tawar), yang cukup kuat dalam menghadapi Israel. Mereka bisa membuat senjata sendiri. Mereka memiliki pasukan yang terlatih. Mereka memiliki pemerintahan di Gaza yang efektif. Tak tergantung dengan bantuan asing. Ismail Haniyah berhasil mengatasi situasi yang sangat rumit dan komplek. Sehingga, Israel tidak berani melakukan manuver yang membahayakan bagi masa depan rakyat Palestina. Impian tentang ‘Israel Raya’ sudah tamat. Tak ada lagi ambisi yang dapat memuaskan Israel, yang akan membawa negeri Zionis itu menjadi kekuatan di Timur Tengah. Hal itu seperti dikemukakan Perdana Menteri Olmert. “Impian Israel Raya itu sudah tidak ada lagi”, ujar Olmert. Inilah realitas baru di Timur Tengah. Khususnya di Palestina.

Jangan lupakan saudara kita di Palestina walaupun hanya dengan seuntai do’a!

Ferry Nur, Sekjen KISPA

Email: ferryn2006@yahoo.co.id

Website: www.kispa.org

Infaq Peduli Al-Aqsha: Bank Muamalat Indonesia (BMI) Cabang Slipi,

No. Rek: 311.01856.22 an. Nurdin QQ. KISPA
Sumber : Saudaraku

Selanjutnya......

Jejak Muslimin


Jejak tak akan bisa mudah dihilangkan begitu saja, karena jejak adalah bukti adanya sesuatu yang nantinya bisa memberikan faedah bagi pemikir2nya. Sebuah bukti akan hadirnya saudara2 seiman di kawasan Jakarta Barat adalah dengan berdirinya sebuah Masjid yang kokoh sebagai sarana peribadatan kaum muslimin. Inilah sebuah kutipan dari sebagian cerita tentang keberadaan masjid yang sering disebut sebagai Masjid Kebon Jeruk.

Di lihat dari bangunan fisiknya, masjid ini biasa-biasa saja. Sepertinya tidak ada yang unik, kecuali letaknya yang jauh dari permukiman muslim. Kita akan menemukan keunikannya ketika menoleh ke belakang, kapan masjid ini dibangun.Orang biasa menyebutnya Masjid Kebon Jeruk. Ini karena lokasinya memang di sekitar jalan-jalan Kebon Jeruk, Tamansari Jakarta Barat. Letak masjid ini persis di sisi jalan Hayam Wuruk. Suatu pusat kawasan pecinan di Jakarta yang begitu ramai.

Di lihat dari bangunan fisiknya, masjid ini biasa-biasa saja. Sepertinya tidak ada yang unik, kecuali letaknya yang jauh dari permukiman muslim. Kita akan menemukan keunikannya ketika menoleh ke belakang, kapan masjid ini dibangun.

Menurut sejarahnya, masjid ini dibangun pada tahun 1718 M oleh seorang cina muslim yang hijrah dari Negeri Cina. Namanya Chau Tsien Hwu. Ia bersama isterinya, Fatima Hwu, dan rombongan muhajirin lainnya membangun dan mengelola masjid ini.

Chau sebenarnya tidak membangun masjid baru. Ia hanya meneruskan sebuah bangunan mushollah kecil yang memang sudah berdiri di situ sejak lama. Sayangnya mushollah kecil itu sudah tidak terawat. Bangunan mushollah ini bundar, beratap daun nipah, bertiang empat, dan masing-masing tiang dipenuhi ukiran.

Chau Tsien Hwu berserta isteri dan rombongan umat Islam Tionghoa lainnya datang ke Kebon Jeruk setelah terdesak oleh penguasa Dinasti Chien yang menganut agama Budha.

Saat ini, Masjid Kebon Jeruk oleh Dinas Kebudayaan dan Permusiuman DKI Jakarta dilestarikan sebagai salah satu cagar budaya.
Sumber : Saudaraku

Selanjutnya......

Jumat, 19 September 2008

Mencari Inspirasi Dakwah


Dakwah dalam pengertian yang sempit barangkali hanya pemberian petuah, tausiyah, ceramah dan lain sebagainya secara langsung antara pemberi dakwah dengan yang di berikannya. Namun sesungguhnya banyak sekali metoda dakwah yang barangkali telah kita pelajari namun kurang mengerti seperti yang dicontohkan Rosulillah Muhammad SAW, bahwa terkadang dengan sabda, dengan perbuatan dan dengan hukum.

Untuk terus mensyiarkan agama Allah ini tidaklah harus selalu mendidik masyarakat sekitar dengan berbicara, namun lebih banyak memberikan tauladan akan sangat membantu dalam proses dakwah, dan barangkali dengan terus menjaga hukum2 Allah dalam kehidupan kita maka akan sangat positiv agama Islam dipandang oleh sesama. Dan lain pula apabila kita mengklaim dengan segala dasar2 baik dari Alqur'an maupun Alhadits betapa mulia hidup ini dengan menjalankan hukum2 Allah yang tersurat dan tersirat, tetapi pada kenyataannya apa yang kita lakukan tidak sesuai dengan apa yang kita sampaikan maka dengan sendirinya orang2 sudah tidak lagi percaya dengan kita.

Dakwah biarpun sedikit patutlah kita berikan, entah terhadap anak, istri, saudara, dan lain sebagainya sehingga sampai pada saudara yang bukan seagama dengan kita, dengan catatan apa yang kita sampaikan dengan apa yang kita jalani haruslah seirama. Dengan belajar dari moteda dakwah para pemimpin jaman dahulu maka sesungguhnya kita dibisa berdakwah dalam hal apa saja, ada seni tari, ada upacara adat, ada lagu-lagu bahkan ada juga mainan anak2. Tentu tidak asing bagi kita masyarakat Jawa dengan lagu yang masih populer sampai saat ini yaitu lagu ilir-ilir, yang konon penciptanya adalah salahsatu Wali Songo yang tersohor. Adalah Sunan Kalijaga sebagai pengarang tembang tersebut yang apabila kita cermati sangatlah bermakna sekali bagi kehidupan beragama seorang, dan disana juga banyak sekali unsur dakwahnya. marilah sejenak kita perhatikan tembang tersebut :

"Ilir-ilir, Ilir-ilir, tandure (hu)wus sumilir"/Bangunlah, bangunlah, tanamannya telah bersemi. Maksudnya adalah :
(Kanjeng Sunan mengingatkan agar orang-orang Islam segera bangun dan bergerak. Karena saatnya telah tiba. Karena bagaikan tanaman yang telah siap dipanen, demikian pula rakyat di Jawa saat itu (setelah kejatuhan Majapahit) telah siap menerima petunjuk dan ajaran Islam dari para wali).

"Tak ijo royo-royo, tak sengguh temanten anyar"/Bagaikan warna hijau yang menyejukkan, bagaikan sepasang pengantin baru. Maksudnya adalah :
(Hijau adalah warna kejayaan Islam, dan agama Islam disini digambarkan seperti pengantin baru yang menarik hati siapapun yang melihatnya dan membawa kebahagiaan bagi orang-orang sekitarnya).

"Cah angon, cah angon, penek(e)na blimbing kuwi"/Anak gembala, anak gembala, tolong panjatkan pohon belimbing itu. Maksudnya adalah :
(Yang disebut anak gembala disini adalah para pemimpin. Dan belimbing adalah buah bersegi lima, yang merupakan simbol dari lima rukun islam dan sholat lima waktu. Jadi para pemimpin diperintahkan oleh Sunan Kalijaga untuk memberi contoh kepada rakyatnya dengan menjalankan ajaran Islam secara benar. Yaitu dengan menjalankan lima rukun Islam dan sholat lima waktu).

"Lunyu-lunyu penek(e)na kanggo mbasuh dodot (s)ira"/Biarpun licin, tetaplah memanjatnya, untuk mencuci kain dodot mu. Maksudnya adalah :
(Dodot adalah sejenis kain kebesaran orang Jawa yang hanya digunakan pada upacara-upacara atau saat-saat penting. Dan buah belimbing pada jaman dahulu, karena kandungan asamnya sering digunakan sebagai pencuci kain, terutama untuk merawat kain batik supaya tetap awet.

Dengan kalimat ini Sunan Kalijaga memerintahkan orang Islam untuk tetap berusaha menjalankan lima rukun Islam dan sholat lima waktu walaupun banyak rintangannya (licin jalannya). Semuanya itu diperlukan untuk menjaga kehidupan beragama mereka. Karena menurut orang Jawa, agama itu seperti pakaian bagi jiwanya. Walaupun bukan sembarang pakaian biasa).

"Dodot (s)ira, dodot (s)ira kumitir bedah ing pingggir"/Kain dodotmu, kain dodotmu, telah rusak dan robek. Maksudnya adalah :
(Saat itu kemerosotan moral telah menyebabkan banyak orang meninggalkan ajaran agama mereka sehingga kehidupan beragama mereka digambarkan seperti pakaian yang telah rusak dan robek).

"Dondomana, jlumatana, kanggo seba mengko sore"/Jahitlah, tisiklah untuk menghadap (Gustimu) nanti sore. Maksudnya adalah :
(Seba artinya menghadap orang yang berkuasa (raja/gusti), oleh karena itu disebut 'paseban' yaitu tempat menghadap raja. Di sini Sunan Kalijaga memerintahkan agar orang Jawa memperbaiki kehidupan beragamanya yang telah rusak tadi dengan cara menjalankan ajaran agama Islam secara benar, untuk bekal menghadap Allah SWT di hari nanti).

"Mumpung gedhe rembulane, mumpun jembar kalangane"/Selagi rembulan masih purnama, selagi tempat masih luas dan lapang. Maksudnya adalah :
(Selagi masih banyak waktu, selagi masih lapang kesempatan, perbaikilah kehidupan beragamamu).

"Ya suraka, surak hiya"/Ya, bersoraklah, berteriak-lah IYA. Maksudnya adalah :
(Disaatnya nanti datang panggilan dari Yang Maha Kuasa nanti, sepatutnya bagi mereka yang telah menjaga kehidupan beragama-nya dengan baik untuk menjawabnya dengan gembira).

Dengan memperhatikan tembang tersebut barangkali akan lebih banyak lagi tergali potensi ataupun inspirasi berdakwah yang mampu di terima masyarakat secara umum, dan barangkali juga dengan postingan seperti dalam dunia maya ini menjadi salahsatunya.
Sumber : Suara merdeka
Selanjutnya......

Senin, 08 September 2008

Berburu Amal Tak Peduli Tempat Jauh


Merindukan kebaikan tentu suatu sifat yang sangat jarang dimiliki setiap orang, karena itu hampir semua agama memberikan panduan tentang bagaimana hidup yang damai tenteram bersama-sama saudara yang lain dengan sifat2 baik. Karena Tuhan Maha Tahu apa yang sebenarnya membara pada tubuh manusia yang penuh dengan hawa nafsu dan harus dikendalikan, demikian kiranya sehingga hidup yang penuh ujian pasti akan menhampiri setiap insan dan disadari ataupun tidak nantinya juga akan kembali kepada kita atas apa yang telah kita kerjakan didalam kehidupan ini.

Ingin memberi pelajaran kepada yang lain tentang indahnya beragama dan indahnya karunia Allah, adalah tantangan tersendiri bagi mereka yang tulus mengabdi kepada-Nya. Ada suatu kisah menarik dari saudara kita dua orang muslim dari negeri yang amat jauh namun sudah tidak asing lagi bagi kita orang Indonesia yaitu daratan China tepatnya dari kota Xinjiang, kira kira beginilah kisahnya
: "Ada ungkapan menyebutkan, tuntutlah ilmu sampai ke negeri China. Namun tidak demikian bagi Abdullah bin Tolha (22) dan Husein bin Abdurrahman (22). Dari China, mereka sengaja datang ke Indonesia hanya untuk satu tujuan, yakni ingin belajar menjadi guru agama Islam (ustad).

BEGITU berat jalan yang harus dilalui Abdullah bin Tolha dan Husein bin Abdurrahman untuk bisa menjadi ustad. Untuk mengapai cita-citanya, mereka sengaja memilih belajar tentang Islam dan bahasa Arab di Indonesia.

Mengapa Indonesia? Husein menilai, syiar Islam di Indonesia jauh lebih bagus. Juga bebas dilakukan di mana saja, di sekolah di masjid atau tempat lain.

Karena itu dia dan Abdullah memutuskan memilih belajar di Indonesia.
Abdullah saat ini belajar di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), sedangkan Husein di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Meskipun keduanya asal China, namun wajah mereka tidak seperti orang keturunan China pada umumnya. Itu bisa dimaklumi karena mereka dari suku Uygur. Mereka tinggal di bagian utara daratan China, tepatnya di Provinsi Xinjiang.

Wajah keduanya seperti orang Turki. Selain berbahasa Mandarin, sehari-harinya mereka berbahasa Uygur. Penduduk China daratan 92% adalah suku Han. Adapun suku Uygur, kurang dari 7%.

Menurut keduanya, meski Republik Rakyat China (RRC) adalah negeri komunis, tetapi pemerintah setempat mengizinkan suku Uygur memeluk agama Islam. ’’Meski demikian, tidak sepenuhnya bebas. Syiar Islam tetap dibatasi,’’ katanya.

Provinsi Xinjiang antara lain berbatasan dengan Kazakstan dan Uzbekistan yang juga beragama Islam. Huruf-huruf yang dipakai mirip dengan huruf Arab dan hanya sedikit perbedaan.

Husein mengungkapkan, 100% suku Uygur memeluk Islam. Bahkan agama itu masuk ke Xinjiang sejak 1.300 tahun lalu, yakni pada zaman sahabat Nabi Muhammad SAW.

Meski suku Uygur lama memeluk Islam, tetapi sehari-hari, syariat Islam di provinsi Xinjiang kurang dilaksanakan. ’’Ya mirip-mirip di sini (di Indonesia), penduduknya sebagian besar beragama Islam, tapi banyak yang minum alkohol. Di sana juga sama,’’ kata Husein ketika ditemui sedang berada di Masjid Abubakar, kampus UMS.

Husein mengakui, dulu dirinya juga minum arak. Itu dilakukan karena lingkungannya juga melakukan hal yang sama. Setelah tahu bahwa minum arak dilarang, dia tidak lagi meminumnya.

Husein dan Abdullah mengungkapkan, di Xinjiang, pemahaman Islam dari generasi ke generasi hanya dilakukan oleh orang tua kepada anak-anaknya.

Bila orang tua kurang menguasai syariat Islam, maka bisa dipastikan generasi berikutnya akan semakin kurang memahami Islam.
’’Mereka memeluk Islam, tapi tidak tahu bagaimana syariat Islam yang sebenarnya,’’ kata Husein.

Salah satu sebab mengapa di Xinjiang pemeluk Islam sebagian besar hanya semacam kaum abangan di Indonesia, menurut dia, karena Islam tidak diajarkan secara resmi di sekolah-sekolah. Juga tidak ada pondok pesantren atau pelajaran agama di masjid-masjid.

Husein mengaku jengkel, jika murid sekolah berpuasa, namun sering diberi makanan oleh gurunya. Mereka diminta tidak bepuasa, karena nanti bisa sakit.

Panggilan Hati

Husein yang lulusan teknik sipil sebuah perguruan tinggi di Xinjiang mengaku ingin menjadi ustad karena profesi itu mulia. Ustad adalah saham paling besar untuk bisa mengubah akhlak.

’’Ini panggilan hati. Akhlak generasi muda Uygur harus bagus. Mereka harus shalat dan tidak minum arak. ’’Kalau dunia seperti itu, generasi muda akan rusak,’’ katanya.

Bagaimana dengan belajar Bahasa Arab? ’’Alquran itu berbahasa Arab. Kalau tidak belajar bahasa Arab, kita tidak bisa memahami secara utuh Alquran,’’ katanya.

Setelah berada di Indonesia selama lebih kurang setahun, apa kesan tentang Indonesia?

’’Di sini banyak orang kaya dan bahkan sangat kaya. Tapi yang miskin, sangat miskin. Di Xinjiang hal seperti itu tidak terjadi. Orang berbisnis sekecil apa pun harus bayar pajak tinggi. Pajak itu digunakan untuk membantu orang miskin. Jadi, tak ada orang yang sangat miskin. Perbedaan si kaya dan si miskin di Indonesia sangat tinggi,’’ kata dia.

Husein juga menilai, Indonesia ini negara miskin, tapi rakyatnya banyak yang kaya. Karena itu jika terjadi musibah seperti gempa beberapa waktu lalu, pemerintah bingung, membutuhkan banyak bantuan dari negara lain. (Subakti A Sidik-46)
Sumber : Suara Merdeka

Selanjutnya......

Jumat, 05 September 2008

Shodaqoh solusi pembangunan 1

Mendengar kata shodaqoh pikiran kita pasti akan mengarah pada mengeluarkan uang yang sudah kita desain rapi di dalam dompet ataupun saku. Benar saja apalagi ditambah dengan pemikiran tentu nantinya uang yang kita miliki akan berkurang dengan tanpa hasil yang nampak dihadapan kita. Dan menjadi sangat wajar sekali apabila kebanyakan orang enggan sekali menyisihkan sebagian hartanya hanya untuk sekedar bershodaqoh, meskipun mau maka nilainya sangatlah minimal.

Berangkat dari hal-hal yang tanpa didasari dengan pengetahuan sampai dengan dasar pengetahuan itu sendiri, marilah kita berpikir akan guna dan fungsi shodaqoh sebagai amal dalam kehidupan. Sebagaimana pepatah mengatakan “sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit” kalau kita sedikit saja menyisihkan sebagian rezeki kita untuk bershodaqoh ditambah banyak orang yang sedikit demi sedikit mau berbagi, percayalah dalam sekejap akan banyak sekali perubahan dalam negeri ini. Namun kategori sedikit janganlah disamaratakan, apabila anda punya uang 100 ribu tentu namanya sedikit ya mungkin 5 ribu atau 3 ribu misalnya, tentu tidak sama dengan yang punya uang 100 juta, sedikitnya tentu tidak 5 ribu atau 3 ribu, bisa 5 juta ataupun serendah-rendahnya ya 3 atau 1 juta.

Pembaca yang budiman, dapat kita telaah melalui rasio kita betapa sangat besar manfaat shodaqoh yang kita amalkan, tetapi memang untuk realisasi sangatlah sulit sekali, mulai dari mengumandangkan gemar shodaqoh atau apapun istilahnya untuk memotivasi semangat kita paling hanya jadi anggukan orang tanpa banyak yang bertindak. Tentu patut kita syukuri saat ini kita masih di dekatkan dengan sang ustadz motivator semacam Yusuf Mansyur (semoga Allah merahmatinya) yang tiada henti-hentinya menyampaikan da’wah yang terkhusus yaitu amal shodaqoh.

Ada juga para budiman sering kita dengar dan lihat orang-orang yang dengan sengaja mengatas namakan yayasan atau organisasi sosial tertentu hanya untuk menarik keuntungan dari amal baik saudara2 kita (naudzubillah mindzaalik). Dan hal ini tentunya juga menjadikan keraguan bagi para amil untuk menyalurkan rezekinya tsb.


Selanjutnya......

Rabu, 03 September 2008

Beautiful Musholla



Musholla adalah tempat ibadah untuk orang-orang islam, hanya saja sering orang lupa kalau fungsi musholla dengan masjid adalah sama. Memang tentu saja banyak pendapat yang mengatakan kalau masjid itu lebih besar ukuran dan penggunannya, dilihat dari segi fisik bisa kita meraba seberapa jauh lingkup-lingkup jaringan yang ada di lingkungan sekitar masjid dibandingkan dengan area musholla.

Fungsi masjid secara umum banyak sekali sebetulnya diantaranya sebagai central tempat ibadah dan juga muamalat yang diantaranya adalah jual-beli, musyawarah dan lain sebagainya. Hanya saja orang selalu berbeda pendapat mengenai fungsi, pengertian, dan hukum. Namun okelah kita tidak akan membahas mengenai hal itu, karena memang bukan bidang kita, kita akan berkunjung ke masalah musholla yang katanya juga disebut masjid mini.
Berbeda dengan masjid , musholla bisa dikatakan berkarakter lebih khusus sebagai tempat sholat saja, dan juga orang sering sekali melihatnya sebagai tempat biasa yang tidak punya tuah apabila kita mengerjakan sesuatu diluar kepentingan ibadah, misalnya bermai-main, jagong dan lain-lain yang sepertinya kurang ada manfaatnya. Seakan sudah menjadi cirri musholla yang ada di kampung kita biasa untuk tidur para kawula muda, kemudia saat adzan subuh di kumandangkan seakan mengganggu kenyenyakan tidur mereka saja. Demikianlah kira-kira nasib musholla yang kerap sekali dipandang sebelah mata oleh kita kaum muslim sendiri.
Mari kita kembalikan fungsi tempat ibadah ini sebagai tempat yang nyaman, asri cantik dengan harapan kekhusyuan ibadah dapat terjaga. Sebagian mimpi yang pernah menghampiriku dengan desain fisik musholla yang sangat tangguh bangunannya dan terdapat tempat-tempat fungsional seperti, perpustakaan, shaf khusus kaum hawa, arena diskusi dan tempat mengaji serta kalau ada los untuk jual-beli ataupun promosi. Dengan demikian meskipun kecil tempatnya tapi kalau rapi dan cantik penataannya tentu akan sangat membantu para abid menjaga diri dan lingkungannya khususnya musholla. Karena sudah begitu jauhnya paham orang-orang tentang fungsi musholla dengan hanya nuntuk sholat saja tentu kesenjangan pengertiannya dibandingkan masjid sudah seperti tempat biasa dengan tempat ibadah, padahal fakta di lapangan membuktikan betapa pentingnya musholla bagi kaum lingkungan kecil, seperti lingkup RT ataupun kampong yang di sana memang sangat jauh dengan masjid.
Harapan kita hanyalah membangun kembali image masyarakat kawasan musholla memfungsikan tempat ibadah ini sebagaimana masjid yang juga bisa digunakan untuk I’tikaf, sholat ‘ied, dan lain-lain dengan penataan ahlaqul karimah serta desain musholla yang cantik penuh tempat yang primer dan fungsional.


Selanjutnya......

Selasa, 02 September 2008

Mencari Makna Puasa

Tanpa terasa 1 Ramadhan 1429 H telah menghampiri kita, namun kita yang kedatangan bulan mulia ini masih terus saja mendiamkannya. Betapa tidak, meski dengan niat di malam hari untuk puasa tapi lidah dengan seenaknya menggunjing sesama tanpa ampun, mata yang masih diberi kenikmatan oleh Allah SWT sebagai penglihat dipersilahkan memandang apa saja yang membangkitkan syahwat, dan masih banyak lagi sesuatu yang harusnya kita namakan menahan sebagai bentuk menghormati tamu mulia ini malah kita cuekin saja.

Sahabat saudaraku dan temanku sekeyakinan, ini adalah permulaan dari kita belajar hidup. Mari terjemahkan ramadhan sebagai jalan hidup selepas bulan suci ini berlalu, mari bersama-sama karena Islam sangat menganjurkan persatuan. Dan bukankah pepatah mengatakan "ringan sama dijinjing berat sama dipikul" insyaAllah kalau begitu keadannya maka akan sangat indah sekali kehidupan ini.

Sahabat saudaraku dan temanku sekeyakinan, seribu kebaikan sedang menanti kita sebagai Rahmat dari Tuhan Yang Maha Tunggal yaitu Allah SWT, janganlah kita sia-siakan karena Tuhan tidak akan rugi meski manusia di seluruh alam ini tidak mau menerima Rahmat-Nya, dan bahkan kita sendiri yang akan teramat sangat rugi dengan lepasnya seribu kebajikan ini.
Saudaraku yang penuh iman, dalam lapar mari kita ingat banyak saudara kita yang lapar, dahaga, kekurangan dan masih banyak lagi masalah yang melanda mereka, jangan kita menjadikan lapar di siang hari balas dendam dengan makanan pada malam harinya. jadikanlah rezeki halal dari Allah sebagai ajang toleransi dan murah hati kita kepada sesama yang membutuhkan. Mari kita jadikan puasa kali ini penuh dengan makna ibadah, taqwa, solidaritas, belajar, memahami, saling mengerti dan selalu mengambil hikmah atas apa yang sedang kita jalankan.
Saudaraku yang di Rahmati Allah mari kita doakan juga negeri ini supaya selalu aman, damai sentausa lahir dan bathin dengan karunia pemimpin yang adil, jujur, bertanggungjawab, memikirkan rakyat terlebih dahulu dari pada pribadi dan keluarganya, serta cepat menyesali kesalahan-kesalahannya dan bertaubat atas tindakan salah yang terlanjur dilakukan. Amiin. Selamat menunaikan ibadah puasa semoga pribadi kita lebih baik pada saat yang akan datang, dan jiwa raga kita berpuasa dihadapan Rabb yang Maha Agung.
Sumber : Saudaraku
Selanjutnya......