Minggu, 02 November 2008

Berdakwah dengan Sepeda Motor (Ustadz Awi Chengho Keliling Indonesia)

DEMAK - Semangat Ustadz Awi Chengho (Chou Cin Wie) (45) dalam berdakwah patut diacungi jempol. Mualaf yang masuk Islam akhir tahun 2000 itu melakukan perjalanan dakwah keliling Indonesia dengan menggunakan sepeda motor. Apa yang mendorongnya melakukan hal tersebut? ’’Saya perlu meluruskan pemahaman umat Islam, karena saat ini banyak aliran sesat,’’ katanya usai menyampaikan ceramah keagamaan di serambi Masjid Agung Demak, kemarin.

Menurutnya, saat ini banyak paham yang menyesatkan. Bahkan bentuk pelemahan agama itu dikemas secara apik melalui media massa seperti lewat film-film kartun di televisi.

Ia singgah ke masjid peninggalan walisongo karena kehujanan dalam perjalanan dari Kudus ke Semarang. Oleh takmir masjid dia diminta menyampaikan ceramah keagamaan seusai kuliah Subuh. Sebagian besar peserta pengajian adalah siswa MTs NU yang lokasinya bersebelahan dengan masjid bersejarah tersebut.


Ia menyampaikan perjalanan hidupnya hingga menjadi mualaf. Sejak tahun 1995, suami Nur Baeti ini yang bekerja sebagai penterjemah bahasa Jepang banyak membaca buku-buku sejarah. Perjalanan sejarah ternyata mengusik dirinya untuk tahu lebih banyak, termasuk soal sejarah sun go kong yang disebutkan guru tong san chong tahun 1618 masehi melakukan perjalanan ke arah barat mencari kitab suci.

Dari Mimpi

Sejarah ini dia cermati secara seksama. Ia pun berpikir kitab apa yang dicarinya, dan daerah manakah yang disebutkan barat itu. Jawaban baru ia temukan ketika mempelajari sejarah Islam, bahwa kitab suci Alquran diturunkan di Makah dan Madinah pada tahun 616 masehi hingga 630 masehi. ’’Jadi saya berpikir kemungkinan besar kitab yang dimaksudkan adalah Alquran,’’ ujarnya bercerita.

Apalagi dalam sebuah hadits disebutkan carilah ilmu walau ke negeri cina. Hadits itu menunjukkan ada sesuatu yang erat hubungannya antara Islam dan Cina. ’’Dan ternyata Imam Bughori itu berasal dari negeri Cina,’’ imbuh ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PIDI) cabang Medan.

Masuknya ia ke Islam bermula dari mimpi. Dalam mimpinya, ia yang saat itu nonmuslim tiba-tiba berada di samping kakbah sedang thawaf. Tujuh kali memutari kakbah, pintu kakbah terbuka hingga mengantarkannya masuk ke dalam.

Di ruangan itu terdapat air mengalir yang mengguyur seluruh tubuhnya seakan membersihkan dari segala kotoran yang melekat. Kemudian datang dua pria dengan wajah bersinar yang dikenalkan sebagai nabi dan rasul. ’’Belum ada pembicaraan saya terbangun dari tidur. Beberapa hari setelah itu saya dan istri masuk Islam di masjid Mu’tadiin Medan.

Selain mengurai perjalanan hidupnya, ia menjelaskan tentang ajaran Islam dan tugas umat dalam menjalankan perintah agama yang rahmatan lil alamin. Baginya umat Islam adalah umat yang paling beruntung. Karena ia menganut agama yang akan memberi keselamatan. Saat ini, Islamlah satu-satunya agama yang konsisten memegang ke-Esa-an Tuhan.

Awi Chengho menuturkan, sejak tahun 2005 dirinya mulai melakukan perjalanan dakwah ke daerah-daerah dengan menggunakan sepeda motor. Sepeda motor dipilih karena dirasa fleksibel dan merakyat.

Semula dakwah yang demikian dilakukan di sekitar wilayah Sumatera dan Aceh. Tahun ini ke Kalimantan, Bali dan Jawa. Perjalanan tersebut diakuinya banyak memberi pengalaman yang mempertebal keimanannya.

Bapak lima anak ini mengkritisi bangunan Chengho yang ada di Semarang. Menurut penuturannya, Chengho adalah tokoh muslim. ’’Jadi kenapa di gedung Chengho Semarang tidak dilengkapi dengan musala. Mestinya harus ada, karena banyak warga tionghoa muslim yang berkunjung ke situ,’’ katanya.

Sumber : Suara Merdeka

4 komentar:

Unknown mengatakan...

bang..turunya alqur'an tahun berapa bang? mohon koreksi

sahaja bermakna mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
sahaja bermakna mengatakan...

koreksi lagi : antara 610-630an Masehi (salah tulis 1610-1630)

musholla-alhikmah mengatakan...

thanks koreksinya, semoga bermanfaat, Amiin