Jumat, 27 April 2012

Bersama Habib wa Muhibbin dari Hadramaut

Alunan zdikir ba'da sholat maghrib berlalu, sebagian nampak melaksanakan sholat sunnah ba'diyah. Namun sebagian santri Masjid Azzahra seakan menyibukkan diri, ada apa kiranya. Perasaan sama rupanya terlihat sama tatkala menjelang sholat maghrib KH Kholil (Imam Utama Masjid Azzahra) nampak masih menunggu seseorang sambil mendengar lantunan shalawat.

Marhaban ahlan wa sahlan, telah hadir di area masjid tersebut pengisi Pengajian Rutin Malam Selasa yang tak lain adalah Habib Hasan Al Jufri Assamarani. Berkah bagi semua yang bisa merasakan para Alim ini dalam membagi pengetahuan syariat dan taushiyahnya. Pada hari istimewa itu juga hadir bersama Habib Hasan adalah Alhabib Ali, bersama putranya juga Alhabib Abu Bakar dari Tarim Hadramaut Yaman.

Dalam waktu yang relatif singkat, dikarenakan taushiyah tidak boleh melewati batas Isya' dimulailah dengan Barakah Doa dari Habib Ali, kemudian pengisi taushiyah adalah Habib Abu Bakar serta penerjemah Habib Hasan. Dengan bahasa arab yang fasih kalimat demi kalimat mauidhah hasanah keluar dari lisan beliau diiringi senyum yang menandai ukhuwah dalam majlis tersebut.

Utamanya hadir dalam majlis ilmu bisa menimbulkan banyak kebaikan, rahmat Allah, serta ampunan dari Allah, bahkan menurut suatu hadits (wallahu a'lam) sebelum orang tersebut berdiri maka dosanya telah diampuni Allah Ta'ala, dan juga keburukannya diganti oleh Allah dengan kebaikan, demikian ungkap Habib Abu Bakar.

Begitupun mengenai rahmat Allah, manusia tidak hadir dalam suatu majlis yang mulia seperti ini (pengajian) tanpa rahmat dari Allah, bahkan sampai ditentukan syurga dan neraka hanya rahmat Allah SWT yang berperan. Jangan dipikir kalau sudah bisa berbuat baik ini dan itu adalah semata tenaga dan pikiran manusia, karena sesungguhnya itu semua adalah berkah rahmat Allah SWT.

Dalam hal dzikrullah, orang seharusnya akan terus menyebut menyanjung Allah dalam setiap detik menit jam tak kenal waktu kalau saja tahu, bahwa Allah akan menyebut mengingat hambaNya setiap kali sang hamba melakukannya. Hal luar biasa yang didapat hamba tersebut adalah dia disebut diingat oleh Allah di maqam Allah yang sangat Mulia.

Ungkapan-ungkapan tersebut disampaikan oleh Habib Abu Bakar dengan menyebutkan dalil dari Al-Qur'an, hadits-hadits dan juga termasuk hadits qudsi (untuk kejelasan mungkin bisa mengikuti pengajian setiap senin malam selasa ba'da maghrib di masjid Azzahra).

Sebenarnya ini masih terlalu singkat dari apa yang disampaikan beliau, namun karena keterbatasan pengetahuan dan daya ingat, ini mudah-mudahan menjadi manfaat. Kurang lebihnya semoga Allah memberikan maghfirah dan petunjuknya kepada kita semua, Amiin. (Selasa 24 April 2012, Masjid Pengapon Semarang)

Sumber: www.facebook.com/maskuron
Selanjutnya......

Rabu, 19 Oktober 2011

Kunjungan Spesial

Desainernya dan konstruktornyapun datang. Semangat para Takmir sedemikian membuncah. Selepas ashar kehadirannya sudah ditunggu. Ya sore kemarin menjadi hari spesial buat Musholla Al Hikmah.

Selanjutnya......

Kamis, 18 Agustus 2011

Seabad Lebih, Masjid Jami' Ismail Masih Kokoh

Setelah satu abad lebih, Masjid Jami’ Ismail masih tetap kokoh berdiri. Di daerah yang masih kelihatan perawan, Masjid Tua ini berdiam. Tepatnya di Desa Jamus Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. Mengalami berbagai hiasan sejarah terhadap perkembangan dunia pendidikan Islam khususnya di desa Jamus dan sekitarnya. Berbatasan dengan wilayah administrative Semarang, menjadikan Jamus oleh warga Semarang bagian timur sebagai wilayah yang tidak asing. Area belakang Masjid, terdapat kompleks makam Keluarga Bani Ismail.


Masjid Jami' Ismail, Takmir bersama Bupati

Adalah KH Ismail seorang tokoh Islam di dukuh yang terkenal dengan sebutan Godo, pendiri Masjid tersebut. Meski sejarah tidak mencatat rekam jejak beliau, namun menurut para sepuh di lingkungan sekitar, Simbah KH Ismail (demikian masyarakat biasa menyebutnya) merupakan salah satu guru dari KH Sholeh Darat (Bergota, Semarang). Seperti kita tahu bahwa konon Mbah Sholeh (KH Sholeh Darat) pernah tidak boleh pulang di Mekkah Arab Saudi. Dikarenakan beliau sangat dibutuhkan keilmuannya disana. Oleh Simbah KH Ismail kemudian diajak pulang sehingga menetap di Kampung Darat Semarang. Dan sejak itulah terkenal dengan panggilan Mbah Sholeh Darat.

Bani Ismail, Para Sepuh, bersama Lurah Desa dan Bupati

Pada prasasti yang bertuliskan tahun Masehi 1873, Masjid Jami’ Ismail didirikan. Namun sebenarnya syiar Islam sudah mulai menggema di desa Jamus, jauh sebelum adanya Masjid tersebut. Menurut penuturan salah satu keturunan Mbah KH Ismail, dahulu masjid itu sebenarnya Musholla (surau). Untuk ibadah sholat jum’at saja, Simbah dan para santri harus ke Masjid Besar Kauman Semarang. Demikian tuturnya.

dialog saat kunjungan Bupati 15 Juli 2011

Hingga saat ini kepengurusan Masjid ini masih berlanjut, bangunan Masjid pun sudah banyak mengalami perubahan. Akan tetapi berbagai assesoris seperti ukiran-ukiran masih asli dan hanya mendapat sentuhan pewarnaan. Beberapa waktu yang lalu Bupati Demak, H. Tafta Zani beserta rombongan menyempatkan bersilaturrahim ke Masjid ini. Tepatnya tanggal 15 Juli 2011 bertepatan dengan hari Jum’at. Bersama warga jamaah Masjid, Bapak Bupati beranjangsana dan berdialog untuk menambah hubungan Pemimpin dan Rakyatnya agar lebih harmonis. Pada acara tersebut sebagian besar keluarga besar Bani Ismail (sebutan keturunan Mbah KH Ismail) juga hadir, beserta Lurah Desa dan Jajarannya.

Sumber Photo: FB Masjid Jami' Ismail
Selanjutnya......

Jumat, 29 Juli 2011

Pembuatan Atap Musholla

Warga RT 10 Karang sambung desa Jamus begitu bersemangat. Maklum waktu yang dinanti segera tiba. Pemasangan suri-suri (papan penyangga beton)telah selesai dikerjakan.

Malam belumlah larut, saat itu kira-kira pukul 19.30 WIB. Suara gemuruh mobil penyalur cor beton tiba. Tak ayal seluruh warga yang mendengar langsung berhamburan keluar demi melihat benda apa yang bersuara asing tersebut.Anak-anak, remaja serta para orang tua pun memadati area pengerjaan pembangunan Musholla.


Tetapi sebenarnya tidak semata-mata itu saja, mereka hadir karena diminta oleh pengurus musholla dan Ketua RT setempat untuk berdoa dan memberikan motivasi pengecoran atap Musholla tersebut. Tepat jam 21.05 WIB molen mobil yang membawa material betonpun tiba. berselang satu jam pekerjaan yang dibantu alat berat telah selesai. Hanya tinggal menambah sedikit material tambahan untuk meratakannya.

Tanggal 27 Juli 2011 pembuatan atap musholla terlaksana. Mudah-mudahan dengan dukungan Moral, Tenaga dan Dana dari warga setempat dan sekitarnya serta donasi dari kaum Muslimin dimanapun berada akan terus menjadi kemudahan pengerjaan Rumah Allah ini. Teriring doa Jazakumullahu Khairan Jaza'a. Amiin.
Selanjutnya......

Selasa, 14 Juni 2011

Rasa Syukur dan Semangat

perkiraan hasil akhir dari Desain Musholla

Alhamdulillah 'ala nikmatillah, asshalatu wassalamu 'ala sayyidil mursaliin, wa alihi wasohbihi ajma'iin, wa ba'du: Yaa..Allah Yang Maha Pemurah hanya kepada-Mu kami beriman dan beribadah, karena-Mu kami saling bantu tolong menolong, Sungguh Tiada Tuhan melainkan Engkau dan Muhammad SAW adalah Utusan Engkau yang terakhir.

Tempat ibadah yang kami sebut dengan Baitullah sedang kami kerjakan, semoga amal kami dan para saudara kami Engkau Ridloi, Engkau jadikan amal sholih yang jaariyah Yaa..Rabb, semoga Engkau jadikan berkah usaha, hasil beserta perawatannya, bermanfaat dhahir dan bathinnya, bagi kami semua, Amiin.


Dengan penuh syukur kami persembahkan upaya kami semoga Engkau terus menambah nikmat atas kami, dan jadikan pula kami golongan orang-orang yang terus dan senantiasa bersyukur, kami tak akan mampu menerima cobaan atas kekufuran, dari itu jauhkanlah Yaa..Allah, tunjukkanlah kami selalu pada Jalan Kebenaran.

Dengan Mengucapkan Bismillahirrahmaanirrahiim, pada tanggal 2 Juni 2011/29 Jumadil Akhir 1432 H Pembangunan Musholla Al Hikmah Tahap Pertama telah dimulai. InsyaAllah sampai tahap Finishing nanti akan menelan Biaya kurang lebih 300 juta rupiah, dalam waktu kurang lebih 2 tahun. download proposal



Selanjutnya......

Minggu, 02 November 2008

Berdakwah dengan Sepeda Motor (Ustadz Awi Chengho Keliling Indonesia)

DEMAK - Semangat Ustadz Awi Chengho (Chou Cin Wie) (45) dalam berdakwah patut diacungi jempol. Mualaf yang masuk Islam akhir tahun 2000 itu melakukan perjalanan dakwah keliling Indonesia dengan menggunakan sepeda motor. Apa yang mendorongnya melakukan hal tersebut? ’’Saya perlu meluruskan pemahaman umat Islam, karena saat ini banyak aliran sesat,’’ katanya usai menyampaikan ceramah keagamaan di serambi Masjid Agung Demak, kemarin.

Menurutnya, saat ini banyak paham yang menyesatkan. Bahkan bentuk pelemahan agama itu dikemas secara apik melalui media massa seperti lewat film-film kartun di televisi.

Ia singgah ke masjid peninggalan walisongo karena kehujanan dalam perjalanan dari Kudus ke Semarang. Oleh takmir masjid dia diminta menyampaikan ceramah keagamaan seusai kuliah Subuh. Sebagian besar peserta pengajian adalah siswa MTs NU yang lokasinya bersebelahan dengan masjid bersejarah tersebut.

Ia menyampaikan perjalanan hidupnya hingga menjadi mualaf. Sejak tahun 1995, suami Nur Baeti ini yang bekerja sebagai penterjemah bahasa Jepang banyak membaca buku-buku sejarah. Perjalanan sejarah ternyata mengusik dirinya untuk tahu lebih banyak, termasuk soal sejarah sun go kong yang disebutkan guru tong san chong tahun 1618 masehi melakukan perjalanan ke arah barat mencari kitab suci.

Dari Mimpi

Sejarah ini dia cermati secara seksama. Ia pun berpikir kitab apa yang dicarinya, dan daerah manakah yang disebutkan barat itu. Jawaban baru ia temukan ketika mempelajari sejarah Islam, bahwa kitab suci Alquran diturunkan di Makah dan Madinah pada tahun 616 masehi hingga 630 masehi. ’’Jadi saya berpikir kemungkinan besar kitab yang dimaksudkan adalah Alquran,’’ ujarnya bercerita.

Apalagi dalam sebuah hadits disebutkan carilah ilmu walau ke negeri cina. Hadits itu menunjukkan ada sesuatu yang erat hubungannya antara Islam dan Cina. ’’Dan ternyata Imam Bughori itu berasal dari negeri Cina,’’ imbuh ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PIDI) cabang Medan.

Masuknya ia ke Islam bermula dari mimpi. Dalam mimpinya, ia yang saat itu nonmuslim tiba-tiba berada di samping kakbah sedang thawaf. Tujuh kali memutari kakbah, pintu kakbah terbuka hingga mengantarkannya masuk ke dalam.

Di ruangan itu terdapat air mengalir yang mengguyur seluruh tubuhnya seakan membersihkan dari segala kotoran yang melekat. Kemudian datang dua pria dengan wajah bersinar yang dikenalkan sebagai nabi dan rasul. ’’Belum ada pembicaraan saya terbangun dari tidur. Beberapa hari setelah itu saya dan istri masuk Islam di masjid Mu’tadiin Medan.

Selain mengurai perjalanan hidupnya, ia menjelaskan tentang ajaran Islam dan tugas umat dalam menjalankan perintah agama yang rahmatan lil alamin. Baginya umat Islam adalah umat yang paling beruntung. Karena ia menganut agama yang akan memberi keselamatan. Saat ini, Islamlah satu-satunya agama yang konsisten memegang ke-Esa-an Tuhan.

Awi Chengho menuturkan, sejak tahun 2005 dirinya mulai melakukan perjalanan dakwah ke daerah-daerah dengan menggunakan sepeda motor. Sepeda motor dipilih karena dirasa fleksibel dan merakyat.

Semula dakwah yang demikian dilakukan di sekitar wilayah Sumatera dan Aceh. Tahun ini ke Kalimantan, Bali dan Jawa. Perjalanan tersebut diakuinya banyak memberi pengalaman yang mempertebal keimanannya.

Bapak lima anak ini mengkritisi bangunan Chengho yang ada di Semarang. Menurut penuturannya, Chengho adalah tokoh muslim. ’’Jadi kenapa di gedung Chengho Semarang tidak dilengkapi dengan musala. Mestinya harus ada, karena banyak warga tionghoa muslim yang berkunjung ke situ,’’ katanya.

Sumber : Suara Merdeka

Selanjutnya......

Minggu, 05 Oktober 2008

Ramadhan telah berlalu

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laailahaillallahu Wallahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilhamd. Alhamdulillahi rabbil 'alamiin. Allahumma sholli wasallim wabarik 'ala sayyidina Muhammad wa alihi wa shohbihi ajmaiin. Ya Allah ya Tuhan kami, terima kasih kami bersyukur atas segala karunia rahmat-Mu yg engkau limpahkan pada kami ya Rabb, sehingga selama satu bulan kami berpuasa telah engkau bebaskan kami untuk berfitri, satu hari engkau haramkan untuk kami berpuasa, karena betapa mulia hari yg berkumandang suara takbir, tahlil & tahmid.

1 Syawal mengawali kami menjalankan kembali aktivitas seperti biasa, Engkau uji kembali sampai dimana keimanan kami yg selama satu bulan telah Engkau berikan pelajaran menahan diri, akankah kami kembali ke hal-hal yg negative, ataukah kami akan seperti biasa2 saja tiada peningkatan dalam beribadah, ataukah syawal yg berarti peningkatan benar2 menjadi meningkat ibadah kita kepada-Mu ya Allah. Apapun yang engkau beri ya Rabb, kewajiban kami hanyalah beribadah UntukMu, KarenaMu, dan mencari RidhaMu.

Ramadhan memang telah berlalu, tetapi semangat ramadhan tidak boleh hlang dalam suasana serba baru ini, tentu yang terbaru bukanlah lahir kita, akan tetapi jiwa kita, dengan menuntaskan segala kewajiban dan sunnah seperti membayar zakat, infaq, shadaqah, maka jadikanlah ringan langkah kehidupan kami ya Rabb.

Akhirnya dengan selalu ingat mutiara kata Rasulullah bahwasanya, 'iid itu bukanlah pakaian yang serba baru, akan tetapi 'iid adalah ketaatan kepada Allah yang bertambah, maka mari kita jadikan event lebaran kali ini dengan memperbanyak amal sholeh, muhasabah diri kita, meneladani para alim, menjauhi keburukan ahlaq, mengobati luka2 saudara kita yang serba kekurangan, termasuk kurang pangan, sandang dan kurang ajar.

Dengan segala harapan tersebut barangkali kita yang belum bisa menyumbangkan karya kepada Agama, Dunia, Negeri tercinta Indonesia, maka secara hakekat kita telah menolong rumah-rumah kebajikan tersebut walau hanya sedikit. Biarpun sedikit asalkan dengan niat ikhlas dan syukur insyaAllah tergambar besar di hadapan Allah.

Selanjutnya......